Kabut lavender menyelimuti Danau Barat, sama persis seperti lukisan tinta nenek yang selalu membuatku merinding. Di kehidupan ini, aku adalah Lin Yue, seorang ahli biologi yang skeptis, jauh dari kehidupan masa laluku yang kabur, kehidupan seorang Putri Kekaisaran bernama Lian.
Pria itu datang, seperti deja vu yang menyakitkan. Zhang Wei, CEO muda yang ambisius, dengan senyum yang dulu, di kehidupan lain, membuat hatiku luluh. Dulu, di kehidupan lampau itu, dia adalah Jenderal Zhao, kekasih yang berjanji setia, tapi kemudian menusukku dari belakang demi takhta.
Logika berteriak, "Jauhi dia, Lin Yue! Dia adalah racun!" Tapi hatiku, bodohnya, berdesir saat Zhang Wei mendekat, menawarkan proyek penelitian yang menjanjikan. "Lin Yue, aku tahu kau yang terbaik untuk ini." Suaranya… ah, suara itu.
Aku menolak. Menolak rayuannya, menolak kerjasama itu, menolak semua yang dia tawarkan. Setiap penolakan adalah pedang yang kuhunus, membela diriku dari nostalgia yang menyesakkan. "Maaf, Tuan Zhang. Bidang penelitian Anda tidak sejalan dengan minat saya." Kata-kata itu terasa seperti pasir di lidahku.
Namun, bayangan terus menghantui. Potongan-potongan ingatan Lian bermunculan: bau dupa cendana, kilatan pedang di bawah rembulan, suara Zhao berbisik janji palsu. Aku menggali catatan sejarah, mempelajari silsilah keluarga Zhang. Dan akhirnya, terungkaplah: Zhang Wei adalah keturunan langsung Jenderal Zhao.
Semuanya masuk akal sekarang. Mengapa jantungku berdebar setiap kali dia mendekat? Mengapa aku merasa seperti mengenalinya seumur hidup? Reinkarnasi memang kejam.
Balas dendamku bukanlah darah, bukan pula intrik. Balas dendamku adalah kesuksesan. Aku menerima tawaran dari perusahaan saingan, perusahaan yang lebih baik, perusahaan yang akan menjungkirbalikkan kerajaan bisnis Zhang Wei.
Di hari penandatanganan kontrak, aku melihatnya. Wajah Zhang Wei dipenuhi amarah dan kekecewaan. "Lin Yue… mengapa?"
Aku hanya tersenyum, senyum dingin seorang Putri yang telah belajar arti pengkhianatan. "Mungkin… takdir?"
Aku meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Zhang Wei dalam kekacauan yang dia ciptakan sendiri. Kemenangan ini terasa hambar, tapi setidaknya, aku telah mematahkan siklus pengkhianatan.
Tapi, saat aku melangkah keluar, merasakan angin Danau Barat menerpa wajahku, aku mendengar bisikan samar: "Kita bertemu lagi, Lian…"
Dan aku tahu, ini bukanlah akhir. Ini hanyalah… permulaan yang tertunda.
You Might Also Like: Cari Skincare Aman Ini Yang Teruji
0 Comments: