BAB I: Lentera di Bawah Permukaan Dunia manusia hanyalah mimpi yang memudar. Kabut kelabu menyelimuti kota Yong'an, menyembunyikan ged...

Cerpen Terbaru: Aku Mencintaimu Bahkan Setelah Dunia Berhenti Mengingat Kita Cerpen Terbaru: Aku Mencintaimu Bahkan Setelah Dunia Berhenti Mengingat Kita

Cerpen Terbaru: Aku Mencintaimu Bahkan Setelah Dunia Berhenti Mengingat Kita

Cerpen Terbaru: Aku Mencintaimu Bahkan Setelah Dunia Berhenti Mengingat Kita

BAB I: Lentera di Bawah Permukaan

Dunia manusia hanyalah mimpi yang memudar. Kabut kelabu menyelimuti kota Yong'an, menyembunyikan gedung-gedung tinggi di balik kerudung suram. Aku, Lin Yue, berjalan menyusuri jalanan yang lengang, seolah hantu yang tersesat di kotanya sendiri. Tidak ada yang mengenaliku. Tidak ada yang mengingatku. SEMUA kenangan tentang diriku telah dilenyapkan.

Namun, di bawah jembatan Sungai Abadi, sebuah cahaya berkedip. Sebuah lentera air, berayun lembut di permukaan sungai yang beriak. Nyala apinya menari-nari, memanggilku seperti bisikan rahasia. Saat aku mendekat, bayangan di dinding jembatan mulai berbicara.

"Lin Yue… kau kembali," desis bayangan itu, suaranya seperti gemerisik dedaunan kering. "Dunia roh menunggumu."

Dunia roh? Aku bahkan tidak ingat pernah mendengar tentang dunia semacam itu. Tapi dorongan kuat menarikku menuju sungai. Aku mengulurkan tangan, menyentuh permukaan air yang dingin. Dan semuanya menjadi gelap.

BAB II: Bulan yang Mengingat Nama

Aku membuka mata di sebuah taman yang dipenuhi bunga-bunga bercahaya. Pohon-pohon kuno menjulang tinggi, ranting-rantingnya dihiasi lentera yang mirip dengan yang kulihat di sungai. Di atas sana, bulan purnama yang besar menggantung di langit. Cahayanya memandikan taman dengan kilau keperakan. Bulan ini… bulan ini terasa BERBEDA.

"Lin Yue," bisik suara yang familiar. Aku berbalik dan melihat seorang pria berdiri di bawah pohon sakura. Wajahnya tampan seperti patung giok, matanya bersinar dengan kebijaksanaan yang melampaui usia.

"Siapa kau?" tanyaku, suaraku bergetar.

"Aku adalah penjaga Taman Abadi," jawabnya, tersenyum tipis. "Namaku, untuk saat ini, adalah Bai Lian. Dan kau… kau adalah bagian dari ramalan yang sudah lama terlupakan."

Bai Lian membawaku berkeliling taman. Dia menunjukkan padaku air terjun yang menyanyikan lagu-lagu kuno, pepohonan yang menyimpan kenangan dari masa lalu, dan danau di mana bulan mencerminkan nama setiap jiwa yang pernah singgah di dunia roh. Saat bulan itu mencerminkan bayanganku, aku mendengar bisikan lembut: "Lin Yue… Lin Yue…" BULAN MENGINGAT NAMAKU!

Dia menjelaskan bahwa aku mati di dunia manusia. Bukan karena kecelakaan, bukan karena penyakit. Tapi karena takdir. Kematianku adalah gerbang menuju kehidupan baru di dunia roh. Tapi kenapa? Apa tujuanku di sini?

BAB III: Rahasia Kematian dan Takdir Baru

Aku menghabiskan hari-hariku belajar tentang dunia roh, tentang para dewa dan iblis, tentang keseimbangan antara cahaya dan kegelapan. Bai Lian menjadi guruku, pelindungku, dan… entah bagaimana… sumber ketenangan hatiku. Setiap kali aku melihat matanya, aku merasakan deja vu yang aneh, seperti potongan-potongan memori yang hilang berusaha kembali.

Suatu malam, saat kami duduk di tepi danau, Bai Lian mengungkapkan rahasia yang akan mengubah segalanya.

"Kau tidak mati begitu saja, Lin Yue," katanya, suaranya serius. "Kau dibunuh. Oleh seseorang yang ingin mencegahmu memenuhi takdirmu."

Dibunuh? Aku? Tapi siapa? Dan apa takdirku?

"Kau adalah reinkarnasi dari Dewi Bunga Abadi," jelas Bai Lian. "Seorang dewi yang jatuh cinta pada seorang iblis. Cinta mereka mengancam keseimbangan dunia, dan para dewa berusaha mengakhiri mereka."

Cinta… cinta antara dewi dan iblis? Apakah itu sebabnya aku merasa begitu dekat dengan Bai Lian? Apakah dia…

"Aku adalah iblis itu, Lin Yue," bisiknya, seolah membaca pikiranku. "Aku abadi, terikat untuk menunggumu di setiap kehidupanmu. Untuk melindungi, dan mencintaimu."

BAB IV: Manipulasi Takdir

Tapi ada yang tidak beres. Rasa tidak nyaman menyelinap masuk ke hatiku. Kenapa aku tidak mengingat apapun tentang masa lalu? Kenapa Bai Lian begitu yakin dengan takdir kami?

Aku mulai mencari jawaban sendiri. Aku menjelajahi perpustakaan kuno, berbicara dengan roh-roh tua yang bijaksana, dan membaca catatan-catatan terlarang. Dan aku menemukan kebenaran yang mengerikan.

Bai Lian memanipulasi takdirku. Dia yang mengatur kematianku di dunia manusia. Dia yang menghapus kenangan tentang diriku dari dunia. Dia yang membentuk cerita tentang Dewi Bunga Abadi dan iblis yang jatuh cinta. Dia melakukannya… karena dia ingin aku menjadi Dewi Bunga Abadi. DIA INGIN AKU MENCINTAINYA.

Tapi cintanya adalah obsesi. Cintanya adalah penjara yang terbuat dari takdir palsu.

BAB V: Mantra yang Menggantung

Aku menghadapi Bai Lian di Taman Abadi. Bulan purnama menyaksikan pertarungan antara cinta sejati dan cinta palsu. Aku menolak takdir yang dia ciptakan untukku. Aku memilih untuk menentukan jalanku sendiri.

"Kau mencintai ide tentangku, Bai Lian," kataku, air mata mengalir di pipiku. "Kau tidak mencintaiku."

Dia berlutut di depanku, matanya penuh dengan keputusasaan. "Tidak… aku mencintaimu, Lin Yue. Aku selalu mencintaimu."

Tapi aku tidak percaya padanya.

Aku meninggalkan Taman Abadi, melangkah ke dunia roh yang luas dan tidak pasti. Aku tahu, di suatu tempat di luar sana, seseorang benar-benar mencintaiku. Seseorang yang akan menerimaku apa adanya, tanpa takdir dan tanpa manipulasi. Aku hanya perlu menemukannya.

Dan saat aku berjalan menjauh, aku mendengar bisikan yang menggema di belakangku, mantra yang menggantung di udara, selamanya tidak terjawab: "Siapa yang mencintai, dan siapa yang dibodohi, hanya waktu yang akan menunjukkan kebenarannya… atau kebohongan?"

You Might Also Like: Wajib Baca Rahasia Yang Ditanam Di

0 Comments: